12 Oktober 2008

Indahnya "Laskar Pelangi"

Akhirnya hari ini gw berhasil nonton "Laskar Pelangi" bareng Beben sama Putri di Ciwalk. Dengan sedikit mengantri untuk mendapatkan tiket, kita yang ngntri jam 16.00 baru kedapetan tiket nonton yang jam 19.00 dan bayangkan capenya kita yang harus menunggu 3 jam di Ciwalk. Tapi gapapa deh demi menonton film yang kata-kata orang lain bagus. Penasaran kan jadinya!
Kita bertiga nunggu pemutaran film itu dengan makan-makan, jalan-jalan gak jelas, belanja, sampai nonton panggung drama yang isinya ada beberapa artis baru. Haah.. boseennya. Namun ketika jam tangan Putri menunjukkan pukul 18.55 kita bertiga langsung cabut buru-buru menuju studio 1 XXI. Lumayan cae dengan perjalanan yang agak cape dan ngebut. Sesampainya di studio ternyata XXI hari ini udah kaya pasar malem. Ramee banget! Mulai dari anak-anak sampe orang tua nyampur semua di sana jadi satu. Huh.. Akhirnya dengan agak berdesak-desakan masuk ke studio, kita dapet tempat yang ternyata pas banget di tengah. Hahaha...
Sesaat setelah film diputar, sosok yang ditampilkan adalah seorang pemuda rantau yang sedang ingin kembali ke kampung halamannya. Selama di perjalanan ia mengingat kembali masa kecilnya yang dipenuhi masa-masa sulit ia dengan 10 orang teman-temannya. Berbagai perjuangan yang mereka lakukan untuk dapat terus bersekolah meskipun rumah mereka masing-masing jauh dari letak sekolah itu sendiri. Selain itu ada juga seorang guru wanita bernama ibu Muslimah dengan seorang bapak yang diceritakan sebagai dua orang guru Indonesia. Dengan berbagai kesulitan mereka berusaha agar sekolah tersebut tetap ada. Puncak dari cerita "Laskar Pelangi" tersebut ada pada ketika seorang guru sekaligus kepala sekolah mereka meninggal dan Ibu Muslimah ini mendapatkan pilihan yang cukup sulit. Dan akhirnya sang guru pun melanjutkan profesinya sebagai guru sekaligus orang tua mereka.
Dicerita ini ada sebuah kisah yang amat memilukan ketika dimana seorang teman mereka yang terpintar diantara mereka harus meninggalkan bangku sekolah karena orang tuanya yang seorang nelayan meninggal dunia dan ia seorang diri diumur yang sekecil itu harus menggantikan perannya sebagai orang tua untuk adik-adiknya. Kesedihan di sana memuncak. Sejenak penonton yang tadinya gak ribut tiba-tiba hening. Suasana yang begitu mengena di hati. Itulah Indonesia yang kita banggakan pada masa itu.
Kisah berakhir dengan kepulangan sang perantau membawa berita bahagia. Berita tersebut bahwa ia mendapatkan beasiswa di Paris-Prancis yang selama ini ia mimpi-mimpikan. Disanalah ia kemabli menemui temannya yang nasibnya tidak jauh berbeda seperti dahulu yaitu dengan masih menjadi buruh. Sayang memang..

Nah, jadi inti dari cerita ini ada beberapa poin antara lain :

  • Jangan pernah berhenti bermimpi
  • Pendidikan amat penting dalam kehidupan kita nantinya
  • Setiap usaha harus disertai dengan kerja keras
  • Nasib memang tidak dapat ditolak
  • Jangan pantang menyerah!

Mungkin dengan beberapa poin yang saya dapat yang tentunya belum semua, dapat menyadarkan anak-anak Indonesia sekaligus pemerintah bahwa suatu pendidikan itu amat penting dan merupakan sebuah harga mati untuk kemajuan bangsa. Dan saya menyarankan agar setiap orang-orang besar di negara ini dapat menonton dan memaknai film ini secara mendalam.

Akhir kata saya mengucapkan ..

"Maju terus perfilman Indonesia!"

Tidak ada komentar: