07 September 2009

Arti Sebuah Kematian


Kematian
. Apakah sebenarnya esensi dari sebuah kematian? Belum satu orang pun yang mengerti sebenarnya apa kematian. Banyak dari mereka yang membicarakan tentang kematian. Mereka menggambarkan kematian adalah suatu hal yang seolah-olah suci. Apakah benar begitu adanya? Apakah Tuhan disana memang mengagung-agungkan ap yang disebut dengan kematian? Atau justru Ia mengolok-olok arti kematian itu sendiri? Sampai sekarang pun aku masih mencoba mencari jawabannya.

Banyak orang diluar sana memperdebatkan kehidupan setelah mati. Sampai sekarang pun, aku masih sering mempertanyakan bagaimana sich kehidupan setelah mati itu? Mereka selalu bercerita seolah-olah mereka telah mengalami apa yang dinamakan kehidupan setelah mati. Menurutku itu tidak fair. Kita yang masih hidup di dunia ini, tidak seharusnya mempermasalahkan itu. Yang seharusnya kita lakukan sekarang selama masih hidup adalah bagaimana cara kita hidup yang benar. Soal kehidupan setelah mati itu bagaimana, serahkan semua keputusannya kepada Tuhan. Sebab aku pun tak mampu menjawabnya.

Sering orang diluar sana mengkaitkan antara kematian, surga neraka, serta baik buruk. Sebenar-benarnya, apakah yang mereka ketahui tentang itu semua? Tidak ada jawabnya! Aku yakin, tak satu pun dari mereka yang mengerti hakikat mendasar dari itu semua. Apakah memang benar adanya surga neraka itu? Bagaimana jika ternyata keduanya itu tak ada? Mungkin ada benarnya lagu Dewa 19 yang dimana salah satu liriknya berkata "jika surga dan neraka tak pernah ada. Masihkah kau, sujud kepada-Nya?" Aku pun bingung jika membayangkan itu semua. Tetapi jika itu benar, maka selama ini manusia telah hidup dalam kebohongan besar!


Nasib terb
aik adalah tidak pernah dilahirkan

Yang kedua, dilahirkan tapi mati muda

Dan yang tersial adalah berumur tua

Berbahagialah mereka yang mati muda..




Atheis-kah aku?

Tak pernah terbesit sedikitpun dipikiranku, apa itu Tuhan serta rupanya. Seumur hidupku, tak pernah aku membayangkan apa yang ia lakukan setiap hari. Tapi mengapa orang-orang disekitarku selalu mempermasalahkan hal itu? Apakah aku ini berbeda? Sampai sekarang pun aku masih belum mengerti jawaban yang pasti.

Hanya satu yang kuyakini hingga kini, Tuhan menciptakan manusia dengan segala sifatnya yang unik. Soal baik buruknya sifat, itu relatif. Hanya waktu dan kondisi yang mampu menjawabnya. Tapi mengapa manusia selalu memperdebatkannya? Mereka selalu mencari pembenaran akan tindakan-tindakannya yang didasarkan pada keyakinannya masing-masing, agama. Namun menurutku, Tuhan tidak pernah menciptakan agama. Ia hanya menurunkan nilai-nilai kebenaran ke muka bumi ini agar semua manusia dapat bertindak sesuai jalan-Nya. Agama hanyalah alat bagi manusia untuk mengaktualisasikan keyakinannya tersebut. Dan bisa dibilang jika semua agama itu benar. Jadi janganlah menganggap agamamu yang paing benar!

Ada satu lagi yang masih membuatku gamang. Agama yang dahulu dijadikan sebagai dasar manusia beraktivitas, kini telah terdegradasi nilai-nilai kesuciannya oleh orang-orang yang munafik! Mereka menggunakan agama sebagai kambing hitam. Namun sebenarnya mereka tidaklah mengerti apa yang mereka lakukan. Jadi untuk apa sebenarnya agama itu ada jika hanya sebagai alat pemecah belah? Yang kutahu, Tuhan tidak ingin melihat manusia saling bertengkar dalam mengagungkan nama-Nya. Atau mungkin, anggapanku ini salah? Atau Tuhan memang sengaja mengadu domba kita untuk kepentingannya? Aku pun tidak dapat membayangkan jika begitu adanya.

Terkadang Tuhan menjadi jawaban atas segalanya. Namun menurutku, Tuhan hanyalah jawaban atas keterbatasan pikiran manusia. Segala hal yang tidak dapat terpecahkan oleh manusia, jawabannya kembali kepada Tuhan. Aku tidak mengerti jika ada orang yang berjanji, namun ia menyerahkan janji itu kepada Tuhan. Memang Tuhan yang akan menanggungnya? Jika begitu adanya, pekerjaan menjadi Tuhan itu berat ya. Ia harus menanggung semua janji umat manusia yang berjumlah 2 miliar lebih. Namun jika bukan begitu adanya, maka dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang membuat janji tersebut hanyalah omong kosong belaka. Mereka sesungguhnya tidak berani berjanji apa yang telah diucapkannya.

Bagiku:

Kebenaran itu MUTLAK!

Baik buruk itu relatif..

Tuhan itu memang ADA dan TAHU segalanya.

Semua orang dasarnya BAIK menurut-Nya


Jadi apabila ada yang bertanya, atheis-kah aku? Tentu TIDAK!